BMKG Ramalkan Pemanasan Global: Tahun 2024 Lebih Panas dan Upaya Penanganan Emisi Gas Rumah Kaca

Palinghebohviral.com – – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meramalkan bahwa tahun 2024 akan menyaksikan peningkatan suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2023. Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menyoroti bahwa pemanasan global dan perubahan iklim diperkirakan terus berlanjut karena emisi gas rumah kaca terus meningkat, meskipun telah dilakukan upaya-upaya untuk menekannya.

“Pemanasan global mencatatkan rekor baru pada tahun 2023, melampaui rekor yang dicatat pada tahun 2016. Tahun 2024 diperkirakan akan menghadapi suhu yang lebih tinggi,” ungkap Ardhasena seperti dikutip dari Antara pada Senin (21/1).

Kombinasi fenomena El Nino dan perubahan iklim disebut sebagai pemicu peningkatan suhu di paruh kedua tahun 2023. Rata-rata suhu global tahunan 2023 mencapai sekitar 1,45 derajat Celsius, sekitar 0,12 derajat Celsius lebih hangat dibandingkan dengan level pra-industri.

Ardhasena juga merujuk pada laporan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) yang menunjukkan bahwa panas ekstrem pada tahun 2023 telah memberikan dampak negatif pada kesehatan manusia dan memicu kebakaran hutan di berbagai lokasi.
“Pemanasan global dan perubahan iklim adalah tanggung jawab bersama setiap individu. Oleh karena itu, kita perlu bersama-sama berupaya untuk menanggulangi dan mengurangi dampaknya,” tambahnya.

Sejalan dengan upaya global untuk menjaga peningkatan suhu rata-rata global di bawah 2 derajat Celsius, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen secara mandiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2030.
Upaya-upaya tersebut melibatkan pengurangan laju deforestasi, pengelolaan hutan lestari, rehabilitasi hutan, pengelolaan lahan gambut dan mangrove, serta peningkatan konservasi keanekaragaman hayati.

Selain itu, pemerintah juga fokus pada pengurangan penggunaan bahan bakar fosil, peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan, pengelolaan sampah dan limbah, penerapan sistem pertanian rendah karbon, serta pengendalian emisi karbon di sektor transportasi.
(dkm/tmy)

No comments yet! You be the first to comment.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *